World News

Random Template

Recent Post

Popular Posts

Random Post

Minggu, 03 Juni 2012

Halkaan Ka Daawo Sawirada ‘Garoonka Koonis Stadiom oo Maanta la dhigay Cowska Garoomada Aduunyada lagu ciyaaro

xiriirka Kubbadda Cagta aduunka ee FIFA ayaa Maanta Cowska la dhigo Garoomada Caalamiga waxa ay ugu deeqday Xiriirka Kubada Cagta Soomaaliyeed taa oo loogu tala galay in la dhigo Garoomada lagu ciyaaro kubada Cagta.

Wasiir dowladaha wasaaradda shaqada, shaqaalaha, dhalinyarada iyo isboortiga xukuumadda Soomaaliya, xog’hayaha xiriirka kubbadda cagta Soomaaliya iyo guddoomiyaha xiriirka kubbadda cagta ayaa maanta ku soo bandhiga Garoonka Stadio Koonis cawska ladhigo garoomada ciyaaraha oo la doonayo in garoonkaasi la dhigo.

Xog’hayaha xiriirka kubbadda cagta Soomaaliya C/qani Saciid Carab oo Maanta Saxaafada kula hadlay Garoonka Koonis ayaa aad uga mahad celiyay Xriirka FIFA waxa uuna sheegay in Ciyaaraha Soomaaliya loo baahanyahay in ay la jaanqaadaan kuwa Caalamka iyo isbadalada ka jira aduunka cowskan garoonak Koonis loogu deeqayna uu wax badan tari doono.

Wasiiru dowlaha wasaaradda shaqada shaqaalaha dhalinyaradda iyo isboortiga C/llaahi Sheekh Cali oo isna ka hadlay Garoonka Koonis oo maanta cowskan la dhigayay ayaa baaq u diray Ganacsatada Soomaaliyeed waxa uuna kacodsaday in ay qeyb ka qaataan sidii dib u dhis loogu sameyn lahaa Garoomada Dalka si dhalinyarada loogu wacyi galiyo.


Fahanka Suku bunga (Interest rate) Sicir Dulsaar

pengertian suku bunga oleh pemerintah dan manfaat suku bunga dalam perekonomian nasional


Sida ay latahay Karl iyo Fair (2001:635) sicir dulsaar waa bixinta sicir sanad walba ka timid xoogaa deyn, gudaha qaabka boqoleey ka timid deen taas oo laga helay isu geyn sicir taas oo la aqbalay sanad walba taas oo loo qeebshay  isu geyn deyn.
Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman.
Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.
Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah :
a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.
b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.
c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.
Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga, akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung, dan sebaliknya.
Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga tabungan masyarakat. Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 471) suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan mata uang yang dipinjam pada periode waktu tertentu.
Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 99-100) suku bunga dapat dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan suku bunga riil. Dimana suku bunga nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedang suku bunga riil lebih menekankan pada rasio daya beli uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang dipinjam. Suku bunga riil adalah selisih antara suku bunga nominal dengan laju inflasi. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998) suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang.
Menurut Nopirin (1992:176) fungsi tingkat bunga dalam perekonomian yaitu alokasi faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dipakai sekarang dan di kemudian hari.
Menurut Ramirez dan Khan (1999) ada dua jenis faktor yang menentukan nilai suku bunga, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang beredar, dan inflasi. Sedang faktor eksternal merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat perubahan nilai valuta asing yang diduga.
Menurut Prasetiantono (2000) mengenai suku bunga adalah : jika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank karena ia dapat mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Dan pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk portfolio perbankan (deposito dan tabungan). Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar, gairah belanja pun menurun. Selanjutnya harga barang dan jasa umum akan cenderung stagnan, atau tidak terjadi dorongan inflasi. Sebaliknya jika suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan uangnya di bank.
Beberapa aspek yang dapat menjelaskan fenomena tingginya suku bunga di Indonesia adalah tingginya suku bunga terkait dengan kinerja sektor perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi (perantara), kebiasaan masyarakat untuk bergaul dan memanfaatkan berbagai jasa bank secara relatif masih belum cukup tinggi, dan sulit untuk menurunkan suku bunga perbankan bila laju inflasi selau tinggi ( Prasetiantono, 2000 : 99-101)
sumber: http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/teori-suku-bunga.html
Pengertian Suku Bunga                                                                         
Tingkat suku bunga disetiap negara mana pun akan mempunyai tingkat suku bunga yang berbeda, hal tersebut terkait dengan naik turunnya perekonomian suatu negara, sehingga dapat dikatakan bahwa suku bunga merupakan indikator atau barometer perekonomian suatu negara. Pengertian suku bunga sering kali berbeda, menurutSawaldjo Puspopranoto dalam bukunya yang berjudul  Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan, mengatakan bahwa :
“Suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman. Suku bunga adalah harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya”.
                                                                                                 ( 2004 ; 12 )
Sawaldjo Puspopranoto pun berpendapat dalam bukunya yang berjudul Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan, mengatakan BI Rate adalah :
“Suku bunga dengan tenor 1 bulan yang diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal atau stancekebijakan moneter”.
( 2004 ; 60 )
            Dalam kehidupan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabah. Kutipan dari bunga tersebut juga dikemukakan oleh Kasmir dalam bukunya yang berjudul Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, dua macam bunga tersebut adalah sebagai berikut :
“ 1. Bunga simpanan
   2. Bunga Pinjaman “
   ( 2002 ; 121-122 )
Sehingga dapat dijelaskan kembali pengertian bunga menurut data yang dikutip diatas, antara lain :
  1. Bunga Simpanan
Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan bunga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito berjangka.
  1. Bunga Pinjaman
Bunga pinjaman adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank, contohnya bunga kredit.       
            Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa balas jasa yang diberikan oleh bank terhadap nasabah yang menyimpan hartanya dalam bentuk deposito dengan simpanan jangka panjang serta adanya perjanjian antara pihak nasabah ( yang memiliki simpanan ) dengan bank, semakin lama jangka waktu penyimpanan deposito berjangka cenderung makin tinggi juga bunganya, karena bank dapat menggunakan uang tersebut untuk jangka waktu yang lebih lama.
Adapun cara perhitungan suku bunga yang menjelaskan ada hubungannya dengan inflasi dalam formulanya menurut Irving Fisherpada tahun 1896 yang digunakan sampai sekarang, antara lain :




(1 + i ) = ( 1 + r ) ( 1 + PE )
atau


i = r + PE + r.PE

Dimana :
i           = Suku bunga nominal ( Nominal Interest Rate )
r           = Suku bunga riil ( Real Interest Rate )
PE        = Inflasi yang diharapkan atau diperkirakan ( Expected Inflation )

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga
Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat bunga misalnya penentuan tingkat bunga sangat tergantung kepada berapa besar pasar uang domestik  mengalami keterbukaan system dana suatu negara dalam artian penentuan besar penentuan finansial suatu negara yang cenderung berbeda.
Faktor yang mempengaruhi tingkat bunga global suatu negara adalah tingkat bunga diluar negeri dan depresiasi mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing yang diperkirakan akan terjadi. Namun demikian, dalam sebuah bank menentukan tingkat bunga bergantung hasil interaksi antara bunga simpanan dengan bunga pinjaman yang keduanya saling mempengaruhi satu sama lain dan kebijakan suku bunga disamping faktor – faktor lainnya.
Uraian mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga tersbut juga dikemukakan oleh Kasmir dalam bukunya yang berjudul Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, faktor – faktor tersebut antara lain :
“ 1.   Kebutuhan Dana
   2.   Persaingan dalam memperebutkan dana simpanan
   3.   Kebijakan pemerintah
   4.   Target laba yang diinginkan
   5.   Jangka waktu
   6.   Kualitas jaminan
   7.   Reputasi perusahaan
   8.   Produk yang kompetitif
   9.   Hubungan baik
   10. Jaminan pihak ketiga “
   ( 2002 ; 122-124 )
Secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.   Kebutuhan Dana
Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi adalah dengan meningkatkan tingkat bunga simpanan.
2.   Persaingan dalam memperebutkan dana simpanan
Dalam menjalankan kegiatannya, pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Jika untuk simpanan rata – rata 12 % maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan dinaikkan diatas bunga pesaing misalnya 14 %.
3.   Kebijakan pemerintah
Untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman nasabah, tidak boleh melebihi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
4.   Target laba yang diinginkan
Jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman akan ikut besar dan sebaliknya.
5.   Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman maka akan semakin tinggi tingkat bunganya, disebabkan karena besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang dan sebaliknya.
6.   Kualitas jaminan
Semakin liquid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Bagi jaminan yang liquid seperti sertifikat deposito atau rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah untuk dicairkan jika dibandingkan dengan tanah.
7.   Reputasi perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena perusahaan yang bonafit kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang relative kecil dan sebaliknya.
8.   Produk yang kompetitif
Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relative rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.
9.   Hubungan baik
Bank menggolongkan nasabahnya antar nasabah utama dan nasabah biasa yang didasarkan pada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan suku bunga pun berbeda dengan nasabah lainnya.
10. Jaminan pihak ketiga
Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan bonafit, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitas terhadap bank, maka bunga yang dibebankan juga berbeda. Demikian juga jika peminjam ketiganya kurang bonafit, mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihakj perbankan.

Xigasho :

Fahanka Suku bunga (Interest rate) sicir Dulsaar

pengertian suku bunga oleh pemerintah dan manfaat suku bunga dalam perekonomian nasional


Sida ay latahay Karl iyo Fair (2001:635) sicir dulsaar waa bixinta sicir sanad walba ka timid xoogaa deyn, gudaha qaabka boqoleey ka timid deen taas oo laga helay isu geyn sicir taas oo la aqbalay sanad walba taas oo loo qeebshay  isu geyn deyn.
Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman.
Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.
Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah :
a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.
b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.
c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.
Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga, akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung, dan sebaliknya.
Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga tabungan masyarakat. Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 471) suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan mata uang yang dipinjam pada periode waktu tertentu.
Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 99-100) suku bunga dapat dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan suku bunga riil. Dimana suku bunga nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedang suku bunga riil lebih menekankan pada rasio daya beli uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang dipinjam. Suku bunga riil adalah selisih antara suku bunga nominal dengan laju inflasi. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998) suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang.
Menurut Nopirin (1992:176) fungsi tingkat bunga dalam perekonomian yaitu alokasi faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dipakai sekarang dan di kemudian hari.
Menurut Ramirez dan Khan (1999) ada dua jenis faktor yang menentukan nilai suku bunga, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang beredar, dan inflasi. Sedang faktor eksternal merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat perubahan nilai valuta asing yang diduga.
Menurut Prasetiantono (2000) mengenai suku bunga adalah : jika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank karena ia dapat mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Dan pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk portfolio perbankan (deposito dan tabungan). Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar, gairah belanja pun menurun. Selanjutnya harga barang dan jasa umum akan cenderung stagnan, atau tidak terjadi dorongan inflasi. Sebaliknya jika suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan uangnya di bank.
Beberapa aspek yang dapat menjelaskan fenomena tingginya suku bunga di Indonesia adalah tingginya suku bunga terkait dengan kinerja sektor perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi (perantara), kebiasaan masyarakat untuk bergaul dan memanfaatkan berbagai jasa bank secara relatif masih belum cukup tinggi, dan sulit untuk menurunkan suku bunga perbankan bila laju inflasi selau tinggi ( Prasetiantono, 2000 : 99-101)
sumber: http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/teori-suku-bunga.html
Pengertian Suku Bunga                                                                         
Tingkat suku bunga disetiap negara mana pun akan mempunyai tingkat suku bunga yang berbeda, hal tersebut terkait dengan naik turunnya perekonomian suatu negara, sehingga dapat dikatakan bahwa suku bunga merupakan indikator atau barometer perekonomian suatu negara. Pengertian suku bunga sering kali berbeda, menurutSawaldjo Puspopranoto dalam bukunya yang berjudul  Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan, mengatakan bahwa :
“Suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman. Suku bunga adalah harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya”.
                                                                                                 ( 2004 ; 12 )
Sawaldjo Puspopranoto pun berpendapat dalam bukunya yang berjudul Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan, mengatakan BI Rate adalah :
“Suku bunga dengan tenor 1 bulan yang diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal atau stancekebijakan moneter”.
( 2004 ; 60 )
            Dalam kehidupan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabah. Kutipan dari bunga tersebut juga dikemukakan oleh Kasmir dalam bukunya yang berjudul Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, dua macam bunga tersebut adalah sebagai berikut :
“ 1. Bunga simpanan
   2. Bunga Pinjaman “
   ( 2002 ; 121-122 )
Sehingga dapat dijelaskan kembali pengertian bunga menurut data yang dikutip diatas, antara lain :
  1. Bunga Simpanan
Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan bunga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito berjangka.
  1. Bunga Pinjaman
Bunga pinjaman adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank, contohnya bunga kredit.       
            Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa balas jasa yang diberikan oleh bank terhadap nasabah yang menyimpan hartanya dalam bentuk deposito dengan simpanan jangka panjang serta adanya perjanjian antara pihak nasabah ( yang memiliki simpanan ) dengan bank, semakin lama jangka waktu penyimpanan deposito berjangka cenderung makin tinggi juga bunganya, karena bank dapat menggunakan uang tersebut untuk jangka waktu yang lebih lama.
Adapun cara perhitungan suku bunga yang menjelaskan ada hubungannya dengan inflasi dalam formulanya menurut Irving Fisherpada tahun 1896 yang digunakan sampai sekarang, antara lain :




(1 + i ) = ( 1 + r ) ( 1 + PE )
atau


i = r + PE + r.PE

Dimana :
i           = Suku bunga nominal ( Nominal Interest Rate )
r           = Suku bunga riil ( Real Interest Rate )
PE        = Inflasi yang diharapkan atau diperkirakan ( Expected Inflation )

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga
Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat bunga misalnya penentuan tingkat bunga sangat tergantung kepada berapa besar pasar uang domestik  mengalami keterbukaan system dana suatu negara dalam artian penentuan besar penentuan finansial suatu negara yang cenderung berbeda.
Faktor yang mempengaruhi tingkat bunga global suatu negara adalah tingkat bunga diluar negeri dan depresiasi mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing yang diperkirakan akan terjadi. Namun demikian, dalam sebuah bank menentukan tingkat bunga bergantung hasil interaksi antara bunga simpanan dengan bunga pinjaman yang keduanya saling mempengaruhi satu sama lain dan kebijakan suku bunga disamping faktor – faktor lainnya.
Uraian mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga tersbut juga dikemukakan oleh Kasmir dalam bukunya yang berjudul Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, faktor – faktor tersebut antara lain :
“ 1.   Kebutuhan Dana
   2.   Persaingan dalam memperebutkan dana simpanan
   3.   Kebijakan pemerintah
   4.   Target laba yang diinginkan
   5.   Jangka waktu
   6.   Kualitas jaminan
   7.   Reputasi perusahaan
   8.   Produk yang kompetitif
   9.   Hubungan baik
   10. Jaminan pihak ketiga “
   ( 2002 ; 122-124 )
Secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.   Kebutuhan Dana
Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi adalah dengan meningkatkan tingkat bunga simpanan.
2.   Persaingan dalam memperebutkan dana simpanan
Dalam menjalankan kegiatannya, pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Jika untuk simpanan rata – rata 12 % maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan dinaikkan diatas bunga pesaing misalnya 14 %.
3.   Kebijakan pemerintah
Untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman nasabah, tidak boleh melebihi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
4.   Target laba yang diinginkan
Jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman akan ikut besar dan sebaliknya.
5.   Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman maka akan semakin tinggi tingkat bunganya, disebabkan karena besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang dan sebaliknya.
6.   Kualitas jaminan
Semakin liquid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Bagi jaminan yang liquid seperti sertifikat deposito atau rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah untuk dicairkan jika dibandingkan dengan tanah.
7.   Reputasi perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena perusahaan yang bonafit kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang relative kecil dan sebaliknya.
8.   Produk yang kompetitif
Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relative rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.
9.   Hubungan baik
Bank menggolongkan nasabahnya antar nasabah utama dan nasabah biasa yang didasarkan pada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan suku bunga pun berbeda dengan nasabah lainnya.
10. Jaminan pihak ketiga
Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan bonafit, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitas terhadap bank, maka bunga yang dibebankan juga berbeda. Demikian juga jika peminjam ketiganya kurang bonafit, mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihakj perbankan.

Xigasho :

Fahanka Suku bunga (Interest rate) Dulsaar (ribo) sicir


pengertian suku bunga oleh pemerintah dan manfaat suku bunga dalam perekonomian nasional


Sida ay latahay Karl iyo Fair (2001:635) sicir dulsaar waa bixinta sicir sanad walba ka timid xoogaa deyn, gudaha qaabka boqoleey ka timid deen taas oo laga helay isu geyn sicir taas oo la aqbalay sanad walba taas oo loo qeebshay  isu geyn deyn.
Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman.
Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.
Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah :
a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.
b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.
c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.
Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga, akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung, dan sebaliknya.
Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga tabungan masyarakat. Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 471) suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan mata uang yang dipinjam pada periode waktu tertentu.
Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 99-100) suku bunga dapat dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan suku bunga riil. Dimana suku bunga nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedang suku bunga riil lebih menekankan pada rasio daya beli uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang dipinjam. Suku bunga riil adalah selisih antara suku bunga nominal dengan laju inflasi. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998) suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang.
Menurut Nopirin (1992:176) fungsi tingkat bunga dalam perekonomian yaitu alokasi faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dipakai sekarang dan di kemudian hari.
Menurut Ramirez dan Khan (1999) ada dua jenis faktor yang menentukan nilai suku bunga, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang beredar, dan inflasi. Sedang faktor eksternal merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat perubahan nilai valuta asing yang diduga.
Menurut Prasetiantono (2000) mengenai suku bunga adalah : jika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank karena ia dapat mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Dan pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk portfolio perbankan (deposito dan tabungan). Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar, gairah belanja pun menurun. Selanjutnya harga barang dan jasa umum akan cenderung stagnan, atau tidak terjadi dorongan inflasi. Sebaliknya jika suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan uangnya di bank.
Beberapa aspek yang dapat menjelaskan fenomena tingginya suku bunga di Indonesia adalah tingginya suku bunga terkait dengan kinerja sektor perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi (perantara), kebiasaan masyarakat untuk bergaul dan memanfaatkan berbagai jasa bank secara relatif masih belum cukup tinggi, dan sulit untuk menurunkan suku bunga perbankan bila laju inflasi selau tinggi ( Prasetiantono, 2000 : 99-101)
sumber: http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/teori-suku-bunga.html
Pengertian Suku Bunga                                                                         
Tingkat suku bunga disetiap negara mana pun akan mempunyai tingkat suku bunga yang berbeda, hal tersebut terkait dengan naik turunnya perekonomian suatu negara, sehingga dapat dikatakan bahwa suku bunga merupakan indikator atau barometer perekonomian suatu negara. Pengertian suku bunga sering kali berbeda, menurutSawaldjo Puspopranoto dalam bukunya yang berjudul  Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan, mengatakan bahwa :
“Suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman. Suku bunga adalah harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya”.
                                                                                                 ( 2004 ; 12 )
Sawaldjo Puspopranoto pun berpendapat dalam bukunya yang berjudul Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan, mengatakan BI Rate adalah :
“Suku bunga dengan tenor 1 bulan yang diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal atau stancekebijakan moneter”.
( 2004 ; 60 )
            Dalam kehidupan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabah. Kutipan dari bunga tersebut juga dikemukakan oleh Kasmir dalam bukunya yang berjudul Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, dua macam bunga tersebut adalah sebagai berikut :
“ 1. Bunga simpanan
   2. Bunga Pinjaman “
   ( 2002 ; 121-122 )
Sehingga dapat dijelaskan kembali pengertian bunga menurut data yang dikutip diatas, antara lain :
  1. Bunga Simpanan
Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan bunga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito berjangka.
  1. Bunga Pinjaman
Bunga pinjaman adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank, contohnya bunga kredit.       
            Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa balas jasa yang diberikan oleh bank terhadap nasabah yang menyimpan hartanya dalam bentuk deposito dengan simpanan jangka panjang serta adanya perjanjian antara pihak nasabah ( yang memiliki simpanan ) dengan bank, semakin lama jangka waktu penyimpanan deposito berjangka cenderung makin tinggi juga bunganya, karena bank dapat menggunakan uang tersebut untuk jangka waktu yang lebih lama.
Adapun cara perhitungan suku bunga yang menjelaskan ada hubungannya dengan inflasi dalam formulanya menurut Irving Fisherpada tahun 1896 yang digunakan sampai sekarang, antara lain :




(1 + i ) = ( 1 + r ) ( 1 + PE )
atau


i = r + PE + r.PE

Dimana :
i           = Suku bunga nominal ( Nominal Interest Rate )
r           = Suku bunga riil ( Real Interest Rate )
PE        = Inflasi yang diharapkan atau diperkirakan ( Expected Inflation )

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga
Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat bunga misalnya penentuan tingkat bunga sangat tergantung kepada berapa besar pasar uang domestik  mengalami keterbukaan system dana suatu negara dalam artian penentuan besar penentuan finansial suatu negara yang cenderung berbeda.
Faktor yang mempengaruhi tingkat bunga global suatu negara adalah tingkat bunga diluar negeri dan depresiasi mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing yang diperkirakan akan terjadi. Namun demikian, dalam sebuah bank menentukan tingkat bunga bergantung hasil interaksi antara bunga simpanan dengan bunga pinjaman yang keduanya saling mempengaruhi satu sama lain dan kebijakan suku bunga disamping faktor – faktor lainnya.
Uraian mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga tersbut juga dikemukakan oleh Kasmir dalam bukunya yang berjudul Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, faktor – faktor tersebut antara lain :
“ 1.   Kebutuhan Dana
   2.   Persaingan dalam memperebutkan dana simpanan
   3.   Kebijakan pemerintah
   4.   Target laba yang diinginkan
   5.   Jangka waktu
   6.   Kualitas jaminan
   7.   Reputasi perusahaan
   8.   Produk yang kompetitif
   9.   Hubungan baik
   10. Jaminan pihak ketiga “
   ( 2002 ; 122-124 )
Secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.   Kebutuhan Dana
Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi adalah dengan meningkatkan tingkat bunga simpanan.
2.   Persaingan dalam memperebutkan dana simpanan
Dalam menjalankan kegiatannya, pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Jika untuk simpanan rata – rata 12 % maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan dinaikkan diatas bunga pesaing misalnya 14 %.
3.   Kebijakan pemerintah
Untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman nasabah, tidak boleh melebihi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
4.   Target laba yang diinginkan
Jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman akan ikut besar dan sebaliknya.
5.   Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman maka akan semakin tinggi tingkat bunganya, disebabkan karena besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang dan sebaliknya.
6.   Kualitas jaminan
Semakin liquid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Bagi jaminan yang liquid seperti sertifikat deposito atau rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah untuk dicairkan jika dibandingkan dengan tanah.
7.   Reputasi perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena perusahaan yang bonafit kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang relative kecil dan sebaliknya.
8.   Produk yang kompetitif
Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relative rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.
9.   Hubungan baik
Bank menggolongkan nasabahnya antar nasabah utama dan nasabah biasa yang didasarkan pada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan suku bunga pun berbeda dengan nasabah lainnya.
10. Jaminan pihak ketiga
Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan bonafit, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitas terhadap bank, maka bunga yang dibebankan juga berbeda. Demikian juga jika peminjam ketiganya kurang bonafit, mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihakj perbankan.

Xigasho :

Technology

Comments

Entertainment

Sport

News World

 
Copyright © 2011. muumin . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template modify by Creating Website. Inspired from CBS News